Hafni,S.Pd

Nama : Hafni, S.Pd. TTL : Labuhan Bilik/22 Januari 1977. Tempat tugas: SDN 11 Panai Hulu, Hobby : Menulis cerpen, cerbung, puisi dan pantun. Motivasi dala...

Selengkapnya
Navigasi Web
SERULING BUAT RANTI BAGIAN 5

SERULING BUAT RANTI BAGIAN 5

#Tagur Hari Ke-16

Tanpa terasa Ranti dan teman-temanya hampir sampai ke rumah masing-masing. Di persimpangan jalan Shopia mengingatkan kembali kepada Ranti, agar jangan lupa berkunjung ke rumahnya sore ini. Ranti hanya menganggukkan kepalanya dengan rasa ragu.

Ranti yang beranjak remaja dengan cekatan menyelesaikan pekerjaannya dengan menjemur pakaian. Siska yang baru bangun, memperhatikan Ranti dengan wajah sinisnya. Siska begitu membenci Ranti. Karena Ranti begitu mirip denganDewi ibunya. Wajah cantik nan jelita dan eloknya budi pekerti membuat banyak orang menyayangi Ranti. Tak terkecuali Siska, dia seolah ingin melenyapkan Ranti dari kehidupannya. Sebab Siska takut, Ranti akan menjadi penghalang untuk meraih kebahagiaannya,

Sore itu setelah berdandan dan berpakaian rapi, Ranti menghampiri Siska yang duduk santai di beranda depan. Dengan rasa sedikit takut, Ranti mencoba memberanikan diri sembari berkata dengan senyum manisnya. “Ibu, bolehkah Ranti, bermain ke rumah Shopia, sebentar saja,” kata Ranti dengan harapan agar Siska memenuhi permintaannya.

Namun harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Siska malah berkata kasar. “Memang dasar anak tidak tahu diri, seenaknya saja kamu mau pergi ke sana-kemari, sana masuk...!” hardik Siska. Dengan langkah gemetar Ranti melangkah masuk ke dalam kamarnya, air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Sungguh malang nasib Ranti.

Tidak berapa lama kemudiaan ayah Ranti pulang dari kebun dan membawa uang hasil panen yang lumayan banyak. Siska langsung memeluk suaminya dengan manja, segala cara dia lakukan agar menarik perhatian suaminya. Arya pun memeluk mesra Siska. Mereka saling membalas senyuman. Tetiba Arya teringat akan anaknya Ranti, dan menanyakan kepada Siska.

Mendengar pertanyaan suaminya. Siska langsung melepaskan pelukannya. Dengan wajah tidak senang dia menjawab dengan ketus. “Ranti lagi di kamarnya sedang bermalas-malasan,” kata Siska berbohong. Lalu Arya beranjak dari tempat itu menuju ke kamar Ranti. Ketukan pintu kamar, membuat Ranti segera menghapus air matanya. Kemudian Ranti melangkah membuka pintu kamarnya. Alangkah bahagianya Ranti ketika melihat kehadiran ayah tercintanya.

Arya menatap wajah anak kesayangannya. Arya merasa ada sesuatu yang telah disembunyikan Ranti darinya. “Ranti, apa yang sedang kau pikirkan, Nak? Bicaralah pada Ayah,” pinta Arya kepada putrinya. Sementara Ranti hanya diam sembari menundukkan kepalanya.Tetapi Arya terus membujuk putrinya. Kemudian Ranti berterus terang tentang keinginannya berkunjung ke rumah Shopia..

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus jalan ceritanya Bunda cantik.. salam bahagia.

18 Jul
Balas

Ceritanya keren ibu Hafni.. Menarik dan keren. Sekeren penulisnya ibu cantik ini.. Salam... Ditunggu lanjutannya ibu..

16 Jul
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih ibu. Insyaallah akan lanjut. Sukses selalu ibu. Barakallah

16 Jul



search

New Post