#Tagur Hari Ke-23

Ranti tetiba terbangun dari tidurnya, ternyata semua yang baru dirasakannya ternyata mimipi. “Tapi mengapa mimpi itu seperti nyata,” batin Ranti sembari mengusap air matanya yang masih tersisa di kedua pipinya. Dengan perlahan Ranti melangkah dan mengambil seruling yang di taruhnya di dalam lemari pakaiannya. Ranti mencium seruling itu, entah mengapa rindu yang dirasakan Ranti semakin menggebu. Ingin rasanya Ranti bertemu dengan ibunya yang telah tiada. Namun apa daya semua itu tak mungkin terjadi. Hanya doa yang dapat dia panjatkan, agar Ibunya tercinta tenang di alam sana. Beberapa saat kemudian, barulah Ranti sedikit tenang dan melanjutkan tidurnya di keheningan malam yang kelam.

Keesokan harinya setelah selesai melakukan pekerjaan rumah. Ranti pergi ke sungai dengan membawa seruling pemberian ibunya. Ranti duduk di antara bebatuan di pinggir sungai. Dengan perlahan Ranti mulai meniup seruling itu dengan hati-hati. Seruling itu mengelurkan suara yang merdu, seolah alam di sekitar turut bahagia ketika Ranti meniup seruling itu. Tetiba sepasang ikan yang berwarna indah menghampirinya. Ranti sedikit kaget ketika melihat sepasang ikan yang tiba-tiba muncul dihadapannya. “Ranti....kau gadis yang cantik dan baik, persis seperti Dewi ibumu.” Mendengar suara itu Ranti bertambah bingung, dia tidak tahu dari mana asal suara itu. “Ranti lihat ke bawah, kami adalah sepasang ikan yang telah diselamatkan oleh ibu.” Kemudian Ranti menatap kedua ikan yang sedari tadi telah berada di dekatnya. Barulah Ranti sadar bahwa suara itu berasal dari ikan ajaib itu.

(Bersambung)